Peneliti keamanan telah mengungkapkan bahwa jaringan penipuan pencurian informasi telah memikat korban untuk mengakses ke toko web palsu melalui iklan Facebook yang berbahaya. Recorded Future mengatakan bahwa kampanye tersebut secara eksklusif menargetkan perangkat seluler dan pengguna, dengan situs web penipuan hanya dapat diakses melalui malvertising untuk menghindari pemindai keamanan.
Spesialis intelijen ancaman mengklaim telah menemukan 608 situs web e-commerce palsu yang dikendalikan oleh satu pelaku atau kelompok. Mereka juga mengatakan bahwa Kampanye penipuan dirancang untuk mencuri dana korban, data kartu, dan PII melalui transaksi dengan akun pedagang yang terhubung. Situs web penipuan e-commerce yang diidentifikasi menggabungkan antara eksploitasi merek dengan penawaran yang sensitif terhadap waktu, yang kemungkinan akan menciptakan rasa urgensi bagi para korbannya. Pelaku ancaman mengirimkan lusinan iklan yang terkait dengan satu situs web penipuan, Sehingga meskipun beberapa diblokir oleh filter Facebook, yang lainnya tetap dapat menjangkau korbannya.
Sumber:
https://www.infosecurity-magazine.com
/news/ecommerce-fraud-campaign-
600-fake/
Spesialis intelijen ancaman mengklaim telah menemukan 608 situs web e-commerce palsu yang dikendalikan oleh satu pelaku atau kelompok. Mereka juga mengatakan bahwa Kampanye penipuan dirancang untuk mencuri dana korban, data kartu, dan PII melalui transaksi dengan akun pedagang yang terhubung. Situs web penipuan e-commerce yang diidentifikasi menggabungkan antara eksploitasi merek dengan penawaran yang sensitif terhadap waktu, yang kemungkinan akan menciptakan rasa urgensi bagi para korbannya. Pelaku ancaman mengirimkan lusinan iklan yang terkait dengan satu situs web penipuan, Sehingga meskipun beberapa diblokir oleh filter Facebook, yang lainnya tetap dapat menjangkau korbannya.
Sumber:
https://www.infosecurity-magazine.com
/news/ecommerce-fraud-campaign-
600-fake/